Sistem
Hidroponik berikutnya yang akan kita ulas yaitu Sistem Fertigasi/Drip
System/Sistem Tetes. Sistem Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes merupakan salah
satu sistem yang juga umum digunakan pada industry tanaman buah sayur dan bunga seperti
tomat, cabai, paprika, melon, semangka, bunga mawar dan tanaman buah sayur lainnya. Sistem
Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes digunakan karena relative mudah dalam
perawatannya.
Tomat Cherry menggunakan Sistem Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes (courtesy Google) |
Prinsip dari Sistem
Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes yaitu mengalirkan air yang telah diperkaya
dengan nutrisi ke akar tanaman dengan meneteskannya ke akar tanaman pada
interval tertentu disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi tanaman (ppm).
Mekanisme
Sistem Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes yaitu air yang telah diperkaya nutrisi pada tendon nutrisi dialirkan pada
selang/paralon/pipa utama dengan menggunakan pompa, dimana pompa akan menyala
sesuai pengaturan timer yang telah kita set. Nutrisi yang mengalir di selang/paralon/pipa
utama kemudian dibagi-bagi ke masing-masing tanaman melalui selang
sekunder/selang berukuran lebih kecil (5mm-7mm) menggunakan nipper , pada ujung selang sekunder ini
dipasang sebuah dripper untuk meneteskan nutrisi kedalam akar tanaman.Skema Sistem Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes |
Dalam Sistem Fertigasi/Drip
System/Sistem Tetes ada dua macam tipe, yaitu Uncirculated Water Nutrient dan Circulated
Water Nutrient. Pada Uncirculated
Water Nutrient, media tanam diaplikasikan pada pot/polybag/ember bekas es
krim yang tidak dilubangi, sehingga nutrisi tersimpan didalam media selama
kurun waktu tertentu, biasanya tipe ini diaplikasikan menggunakan pengaturan
timer. Sedangkan pada Circulated Water Nutrient, media tanam
diaplikasikan pada pot/polybag/ember bekas es krim yang dilubangi dimana ada
outlet nutrisi yang kembali ke tendon nutrisi, biasanya pada tipe ini tidak
digunakan timer karena pompa menyala terus sesuai waktu yang kita atur. Pada
tipe Circulated Water Nutrient ini
kita bisa mengukur perbedaan ppm nutrisi sebelum masuk ke media tanam dan
setelah media tanam, sehingga kita bisa mengetahui pengaruh media tanam yang
kita gunakan.
Beberapa keuntungan Sistem
Fertigasi/Drip System/Sistem Tetes dibandingkan dengan system hidoponik
lainnya:
·
Termasuk system aktif, sehingga mudah dalam
perawatannya
·
Tanaman mendapatakn jumlah nutrisi sesuai
kebutuhannya
·
Penggunaan air yang relative terukur
·
Cocok digunakan untuk tanaman yang memiliki
batang keras dan perlu penopang yang kuat dibandigkan tanaman sayur. Sehingga
cocok digunakan untuk tanaman komoditas seperti tomat, cabai, paprika, melon,
semangka, mentimun, dan lain sebagainya.
Beberapa kekurangan Sistem
Fertigasi/Drip System/Sistem dibandingkan dengan system hidroponik lainnya:
·
Modal awal yg relative lebih tinggi
·
Perlu pengawasan yang lebih seperti pengecekan nipper ataupun dripper karena memiliki diameter kecil memungkinkan terjadinya
penyumbatan aliran nutrisi
·
Perhitungan yang akurat diperlukan untuk
mengetahui berapa tetes per menit per liter pertanaman
Demikian sekilas penjelasan mengenai Sistem Fertigasi/Drip
System/Sistem Tetes, semoga menambah khazanah ilmu hidroponik kita
Bagaimana menerapkan sistem tetes misalnya pada tanaman cabai merah , berapa tetes yang diperlukan per menit dan berapa menit lama setiap jadwal penetesan. Selain itu berapa kali jadwal penetesan per hari ?
ReplyDeleteJadwal penetesan yang saya maksud apakah misalnya jadwal penetesan per hari (24 jam) sebanyak 3 kali dengan misalnya dengan laju tetesan 20 tetes per menit selama sekian menit untuk setiap jadwal penetesan.
Mohon advis , terima kasih.
Dear Pak Nugraha,
ReplyDeleteUntuk penetesan nutrisi silahkan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman serta ppm tanaman.
tanaman remaja dengan tanaman yg sudah dewasa beda kebutuhannya.
Dicoba untuk satu polibag tanaman ditetesi nutrisi, kira-kira butuh berapa menit, nanti tinggal diatur di timer
sehari 3 kali cukup